Langsung ke konten utama

Diam Untuk Merenung


Tulisan ini sebagai awal merekonstruksi langkah perjalanan yang selama ini tidak terlaksana, atau bahkan terlupa. 

Ada kalanya diam untuk merenung, memikirkan agar lebih fokus untuk bertindak selanjutnya.
yaaa aku setuju rasanya bahwa menata kembali dengan hal yang positif. Merekonstruksi untuk yang lebih baik.

Tentang bagaimana berpikir dan bertindak. Fokus. Memperbaiki diri.

Kesungguhan. Keseriusan. Ketenangan. 

Jangan bertanya tentang apa yang terjadi saat ini, kenapa begini, kenapa begitu.
yang terpenting yaitu apa yang bisa dilakukan saat ini.
Do the Best untuk saat ini, untuk nanti, dan kedepannya.
Tidak perlu sibuk mencari celah orang lain, hanya perlu sedikit untuk bertahan melakukan yang terbaik.

- catatan pada bagian belakang buku

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tiada Alasan lain untuk Pengabdian, Karena Memang Kewajiban

Assalamu’alaikum..             Saya, Asih Riska Nurmasari, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia angkatan 2013. Sesungguhnya, tidak ada alasan yang diungkapkan untuk saya memilih mengikuti kegiatan Pengabdian Masyarakat, karena mengikuti kegiatan seperti Pengabdian tersebut, menurut saya memanglah kewajiban kita sebagai mahasiswa. Rasa itu ada ketika hati telah bergerak, kesempatan ada,  dan adanya motivasi serta inspirasi. Hati bergerak untuk membantu meringankan beban, mendengar keluh kesah mereka, mengapai suatu cita mulia untuk bangsa. Tidak ada seoarang anak pun, yang tidak memiliki cita. Cita yang mulia itu harus terwujudkan, mimpi anak-anak Indonesia yang kelak menjadi kenyataan. Untuk itu, saya ingin bergabung dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat.             Tidak banyak hal yang saya tau, untuk itu saya ingin lebih jauh mengetahui kondisi masyarakat I...

Teruslah Belajar

Dalam setiap waktu, ada kesempatan untuk melakukan suatu hal dengan maksimal.  Kitalah yang memilih dan menentukan mau bekerja maksimal atau sebaliknya. Profesional pada prinsipnya tuntas dan tanggungjawab.  Kita juga yang memilih dan menentukan mau profesional atau sebaliknya. Teruslah belajar, belajar, dan belajar. Karena beginilah kehidupan ini mengajarkan.. Teruslah beranjak dari anak tangga satu ke anak tangga yang lebih atas, karena itulah bagian dari suatu pencapaian. Jangan berhenti dan merasa cukup pada anak tangga yang saat ini, Karena anak tangga yang berada di puncak masih menunggu.  TerusSemangatAsih! 

"Doain aja yang terbaik"

yaa, kalau ditanya aku sering jawab: "doain aja yang terbaik" atau "doain yang terbaik saja" *Bahkan ada kawan ku yang inget betul tata kalimat itu. Hapal dengan jawabanku. Sampai jadinya sering iseng ikut jawab seperti itu.  --- Pasti ada maknanya. Kita yakin bahwa Allah yang Maha baik, Allah pasti memberikan rencana yang Terbaik untuk hamba-Nya. Kita juga yakin bahwa setiap pilihan-Nya, setiap kehendak-Nya merupakan yang terbaik bagi hamba-Nya.  Lalu, kenapa masih menjawab dengan "doain aja yang terbaik"? Bukankah sudah meyakini bahwa segala ketetapan-Nya adalah yang terbaik??  Nah, bahwa sebenarnya manusia lah yang tidak mengetahui versi terbaik dari Allah. Kadang manusia justru karena egonya menganggap apa yang direncanakan manusia itu terbaik bagi dia (baik versi manusia). Bukankah manusia sangat jauh pengetahuannya jika dibandingkan Pengetahuan Allah? Bukankah Allah yang Maha Mengetahui, sedangkan manusia serba tidak tau?   S...