‘Aska’ inilah gadis kecil yang
senantiasa semangat dan optimis. Selalu sabar dan berjiwa besar ketika
memperjuangkan suatu hal yang dia yakini. Pengetahuan dan ketekunan yang
menjadi kekuatan dalam mengikuti serta menjalani pendidikan. Aska yang bersifat
lugu dan kekanak-kanakan memliki niat untuk membahagiakan Bapak, Ibu, kakak, adik,
dan orang-orang disekitarnya melalui prestasi yang membanggakan. Kali pertama
masuk sekolah, Aska tidak merasa kesulitan dalam mencari teman. Mudah bergaul
dan ramah menjadi alasan utama bagi Aska untuk beradaptasi dengan lingkungan. Aska
satu kelas lagi dengan Tika, teman waktu di taman kanak-kanak yang rumahnya
tidak jauh dengan rumah Aska. Bahkan tepat di depan rumah Aska.
Bel pulang berbunyi Aska dan Tika
pulang ke rumah bersama. Mereka tidak sekadar berangkat dan pulang bersama
tetapi mereka sering kali belajar bersama. Tika yang begitu pandai dan mudah
menerangkan, menjadikan Aska senang belajar bersama. Pelajaran yang di rasa sulit untuk dimengerti, mereka coba memecahkan
dengan diskusi bersama. Sehingga pelajaran yang sulit, selalu mudah bagi
mereka. Tidak dapat di pungkiri bahwa Aska dan Tika selalu bergantian mendapat
juara kelas. Mereka sebenarnya sedang berkompetisi dalam menunjukan prestasi,
tetapi pendidikan yang mereka peroleh adalah pendidikan yang berkarakter dan
bermoral terpuji.
Ketika hari
Ulangan Semester telah tiba, kompetisi selalu terjadi. Seluruh siswa berusaha memperoleh nilai maksimal yaitu
nilai 100. Yang tidak mudah untuk diperoleh. Mereka harus menempuh dengan konsentrasi tinggi,
fokus, teliti, dan tenang pada saat mengerjakan. Mereka juga harus
bersungguh-sungguh, belajar dengan maksimal dan selalu berdoa agar dapat
mengerjakan dengan mudah. Begitulah usaha-usaha untuk memenangkan satu
kompetisi kecil pada Ulangan Semester.
Seluruh siswa-siswi termotivasi mendapatkan nilai 100, karena Pahlawan tanpa
tanda jasa mereka, selalu berpesan
sebelum ulangan “anak-anak berusaha memperoleh nilai 100 bulat yaa.. karena
hadiah menarik selalu menanti kalian”..
Pesan
guru tersebut, ternyata dapat membius seluruh siswa untuk berusaha mendapat
nilai maksimal. Setelah selesai mengerjakan, waktu tersisa di gunakan untuk
membahas dan mengkoreksi jawaban. “Dari hasil yang di terima, hanya satu siswa
yang menjawab seluruh soal dengan benar.” Kata Bu guru.
Semua
terdiam kaku, penasaran. “Siapa, bu..?” sahut seluruh siswa.
“Tika”. Jawab tegas bu guru.
“Tika”. Jawab tegas bu guru.
Aska
yang berada di samping Tika langsung memberi selamat dengan jabat tangan erat
sambil mengucapkan “ Tika, you are the best..!”
Aska
menyadari bahwa Tika lebih teliti dari padanya. Sehingga tiada kekecewaan dari
Aska, tidak merasa rugi dengan usaha yang dilakukan karena Aska yakin bahwa
suatu saat akan medapatkannya.
Prestasi
sekolah adalah hal yang diharapkan semua siswa. Seperti biasa, apabila hasil
yang di inginkan tercapai, manusia akan
tersenyum bangga.
Pada
setiap Ulangan Semester Tika yang sering
mendapat nilai sempurna dan hadiah menarik dari Bu guru. Sedangkan Aska belum
mendapatkan nilai sempurna itu, hanya sekadar mendekati nilai 100. Aska mulai
resah karena keinginan yang belum dapat tercapai..
Ketika
bel pulang berbunyi, dengan kesal dan kecewa Aska langsung pulang tanpa
menunggu Tika. Aska menangis dari sekolah sampai depan rumah. Di lihatnya Ibu
Aska yang sedang duduk di ruang keluarga. Aska langsung menghampiri dengan
tangis tersedu-sedu. Kepala Aska tidak dapat di tahan, melihat pundak yang
dapat menahan kesedihan, akhirnya tidak disadari terletaklah kepala Aska pada
pundak Ibunya. “Mulai lah bercerita anakku..” ajak Ibu. Tangan lembut membelai
bagian kepala sebelah kanan. Berulang-ulang sehingga Aska tak dapat menahan
tangis dan mulai bercerita.
“Jangan bersedih sayang, masih banyak
kesempatan yang akan datang dan Ibu yakin kelak kamu akan memperolehnya. Kamu
harus sabar dalam menjalani pendidikan.”
Tanggap Ibu. Hati Aska langsung
luluh dan yakin bahwa suatu saat dia akan membuat Ibu nya bangga.
Sesungguhnya yang membuat Aska bersedih
adalah Aska belum bisa mewujudkan keinginan Ibunya. Yaitu keinginan mendapat
nilai 100 dalam hasil ulangan Aska.
Karena Aska pernah mendengar permintaan doa Ibu nya di suatu sholat
malam.
Ulangan
Akhir Sekolah akan tiba, merupakan pertanda bahwa Pendidikan Sekolah Dasar pun
akan segera berakhir. “Ini merupakan kesempatan untuk mewujudkan keinginan”.
Pikir Aska. Ujian pun berlangsung dengan lancar dan tenang.
Pengumuman
hasil Ulangan di tempel pada papan pengumuman. Setelah Aska melihat hasil
tersebut. Mata Aska seperti tidak dapat berkedip, kaki Aska seperti tak dapat
berjalan, badan Aska seperti tak dapat bergerak. karena hasil ulangan Aska
menunjukkan bahwa hanya ada satu soal yang jawabannya kurang tepat dikerjakan
oleh Aska.
Aska
kini telah lulus dari pendidikan Sekolah Dasar. Ditandai dengan acara perpisahan
dan pelepasan. Perpisahan Sekolah adalah hal yang berkesan untuk Aska dan teman-temannya.
Karena perpisahan di akhir ujung pertemuan setelah 6 tahun bertemu, menjalani
bersama, berbagi suka cita. Aska juga sangat sedih karena berpisah dengan Tika,
sahabatnya dari sebelum sekolah. Meskipun keinginan Aska belum tercapai di
sekolah dasar ini. Tetapi keyakinan Aska untuk mengapai keinginan tersebut akan
tetap di pertahankan dan di perjuangkan.
“Selamat tinggal, SD ku tersayang... Selamat jalan
teman-teman seperjuangan..”
Suatu ungkapan terakhir yang di ucapkan oleh Aska pada saat di pintu gerbang.
Suatu ungkapan terakhir yang di ucapkan oleh Aska pada saat di pintu gerbang.
Proses
perubahan individu menjadi lebih dewasa melalui proses pembelajaran,
pembiasaan, dan pengajaran telah sedikit di peroleh Aska ketika pendidikan
Sekolah Dasar. Dan kini, Aska harus melewati satu tingkat lebih atas dari yang
telah di dapatkannya yaitu pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Hari
Pendaftaran Sekolah telah tiba. Aska bersama Ibu mendaftar ke lembaga
sekolah ternama di kota. Setiap hari Aska harus melihat pengumuman penerimaan
siswa baru, karena begitu banyak yang mendaftar dan seleksi yang begitu ketat. Dan
pada hari terakhir pendaftaran, Aska dan Ibunya harus rela menunggu sampai di
keluarkan pengumuman hasil penerimaan siswa baru. Hingga akhirnya, Aska di
terima sebagai siswa di sekolah ternama tersebut.
“Aska sangat bersyukur dengan kebaikan
Allah yang telah menempatkan Aska disekolah itu, dan Allah mengizinkan Aska
untuk mengali ilmu dan melanjutkan pendidikan lagi, bu...” ungkap Aska pada
Ibunya..
“Iyaa.. tidak semua masyarakat dapat
bersekolah dengan mudah nak.., tinggal mendaftar pada tahun ajaran baru,
melengkapi persyaratan, dan masuk sekolah” jawab ibu.
*Mereka pulang dengan hati yang penuh syukur.
*Mereka pulang dengan hati yang penuh syukur.
Setelah mengikuti Masa Orientasi
Siswa (MOS) dan memenuhi administrasi sekolah. Aska dan siswa baru resmi
menjadi siswa di sekolah tersebut. Mereka mengenakan seragam baru, tempat yang
baru, dan bertemu dengan orang-orang yang sebelumnya tidak di kenal. Sekarang
mereka harus berupaya membebaskan pikiran individu yang berorientasi pada
pengenalan realitas diri manusia dan dirinya sendiri. Sebagai wujud perubahan
tingkat pendidikan dari tingkat dasar menuju tingkat menengah pertama.
Aska masih memiliki keinginan yang
belum tercapai dari sekolah dasarnya yaitu mendapatkan nilai maksimal dari
suatu pelajaran yang menunjukan kepahaman seseorang dalam menyerap pelajaran,
ketenangan dan kefokusan ketika mengerjakan ulangan. Memang tidak mudah, dan
sulit untuk di dapatkan. Bahkan sempat menjadikan Aska mengeluh dan berputus
asa. L
Waktu begitu cepat pergi dan tak
dapat kembali. Dua tahun telah berlalu, kini tak dapat diulangi. Penyesalan
Aska begitu dalam. Kesulitan mulai membebani, kelelahan mulai menghampiri. Harapan
yang mulai tak di yakini. keyakinan yang
mulai menjadi ketakutan. Ketakutan yang merusak pikiran.
Hanya satu tahun, waktu yang
tersisa. Inilah waktu untuk merubah keadaan. Belum sempat mencapai keinginan,
ada suatu target yang harus Aska laksanakan. Yaitu mengejar ketinggalan Aska
pada pelajaran Bahasa Internasional, dimana mata pelajaran tersebut masuk
pada Ujian Nasional. Setidaknya waktu
yang masih ada, harus Aska manfaatkan sebaik-baiknya. Mempersiapkan dengan
mengerjakan contoh soal Ujian. Selalu berdoa agar mendapatkan nilai diatas
batas terendah. Supaya Aska dapat lulus sekolah.*
Seperti biasa sebelum berangkat sekolah Aska berpamitan
dengan berjabat tangan kepada seluruh anggota keluarga. Tepat ketika berjabat
tangan dengan Ibunya. Ibu Aska berdoa dalam hati. “Ya Allah, mudahkan Aska
untuk mencari ilmu dan pengetahuan, berikanlah semangat dan kecerdasan ketika
belajar dan mengerjakan soal”.
Pada hari itu, ada jadwal pelajaran
bahasa, Aska mulai resah dan tidak tenang, Aska menganggap benar-benar tidak
paham dan tidak bisa dengan pelajaran itu. Karena terlalu tertekan pada pikiran
negatif tentang kekurangannya dalam pelajaran tersebut. Sehingga pada saat jam
istirahat Aska memberanikan diri untuk menemui guru pelajaran bahasa, Aska
menceritakan segala apa yang dia rasakan. Dengan jujur dan pasrah Aska
mencurahkan seluruh kegelisannya.
Satu tetes, dua tetes air mata
menetes dengan sendirinya tanpa harus diperintah. Tak tersadarkan air mata itu
telah mengalir dan membanjiri pipi Aska. Guru bahasa itu, mencoba menenangkan
dan meyakinkan Aska bahwa “barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan
berhasil”.
Bel masuk berbunyi, pertanda istirahat
telah selesai dan pelajaran akan dilanjutkan kembali. Seluruh siswa masuk kelas
mengikuti pelajaran dengan tenang, sementara air mata Aska masih tersisa dengan
curahan hatinya. Tepat sekali jam pelajaran tersebut adalah pelajaran yang
ditakuti oleh Aska .
Di akhir pertemuan
sebelum Ujian tiba, guru tersebut memberi selembar kertas kepada seluruh siswa.
Di dalamnya berisi suatu angka yang merupakan hasil raport. Sebelum dibagikan,
guru tersebut memberi penjelasan, “angka atau nilai yang saya berikan adalah
doa dan harapan saya, semoga nilai
tersebut merupakan nilai yang terendah yang kalian capai di Ujian Nasional”. Aska
mendapat nilai 8,00, Aska berharap pada saat Ujian nanti akan mencapai nilai
tersebut.
Ujian berjalan dengan tenang, Aska
dapat mengerjakan dengan yakin dan sungguh-sungguh. Di akhiri dengan berdoa dan
berserah diri kepada Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dengan
ridho Allah, hasil Ujian Aska begitu membahagiakan. Tidak hanya mendapatkan
nilai 8,00 pada pelajaran bahasa seperti doa bu guru, tetapi juga mendapat
nilai maksimal pada pelajaran lain, nilai 10,00 yang begitu di inginkan sejak
di sekolah dasar. “Puji syukur kehadirat-Mu, Ya Allah Ya Robby..”
Kebahagiaan bertambah, ketika Aska
mengikuti tes masuk sekolah menengah atas. Aska dapat lolos dari tes wawancara
bahasa Internasional yang selama ini di takuti, dan resmi menjadi siswa di
sekolah yang di inginkan.
Komentar
Posting Komentar