Langsung ke konten utama

“Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari yang tiada naungan selain naungan-Nya.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda: “Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari yang tiada naungan selain naungan-Nya. Mereka adalah:
(1) penguasa yang adil,
(2) seorang pemuda yang tekun (tumbuh) beribadah kepada Allah,
(3) seorang yang hatinya senantiasa bergantung (memikirkan dan mengusahakan kemakmuran) masjid,
(4) dua orang laki-laki yang mencintai karena Allah, bertemu dan berpisah karena Allah,
(5) seorang laki-laki yang diajak berbuat mesum oleh seorang wanita yang mempunyai jabatan dan kekayaan namun ia menolak dengan mengatakan ‘Aku takut kepada Allah’,
(6) seorang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya, dan
(7) seorang yang berdzikir saat sedang sendirian hingga menangis karena rasa takutnya kepada Allah” (HR. Bukhari, Muslim)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tiada Alasan lain untuk Pengabdian, Karena Memang Kewajiban

Assalamu’alaikum..             Saya, Asih Riska Nurmasari, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia angkatan 2013. Sesungguhnya, tidak ada alasan yang diungkapkan untuk saya memilih mengikuti kegiatan Pengabdian Masyarakat, karena mengikuti kegiatan seperti Pengabdian tersebut, menurut saya memanglah kewajiban kita sebagai mahasiswa. Rasa itu ada ketika hati telah bergerak, kesempatan ada,  dan adanya motivasi serta inspirasi. Hati bergerak untuk membantu meringankan beban, mendengar keluh kesah mereka, mengapai suatu cita mulia untuk bangsa. Tidak ada seoarang anak pun, yang tidak memiliki cita. Cita yang mulia itu harus terwujudkan, mimpi anak-anak Indonesia yang kelak menjadi kenyataan. Untuk itu, saya ingin bergabung dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat.             Tidak banyak hal yang saya tau, untuk itu saya ingin lebih jauh mengetahui kondisi masyarakat I...

"Doain aja yang terbaik"

yaa, kalau ditanya aku sering jawab: "doain aja yang terbaik" atau "doain yang terbaik saja" *Bahkan ada kawan ku yang inget betul tata kalimat itu. Hapal dengan jawabanku. Sampai jadinya sering iseng ikut jawab seperti itu.  --- Pasti ada maknanya. Kita yakin bahwa Allah yang Maha baik, Allah pasti memberikan rencana yang Terbaik untuk hamba-Nya. Kita juga yakin bahwa setiap pilihan-Nya, setiap kehendak-Nya merupakan yang terbaik bagi hamba-Nya.  Lalu, kenapa masih menjawab dengan "doain aja yang terbaik"? Bukankah sudah meyakini bahwa segala ketetapan-Nya adalah yang terbaik??  Nah, bahwa sebenarnya manusia lah yang tidak mengetahui versi terbaik dari Allah. Kadang manusia justru karena egonya menganggap apa yang direncanakan manusia itu terbaik bagi dia (baik versi manusia). Bukankah manusia sangat jauh pengetahuannya jika dibandingkan Pengetahuan Allah? Bukankah Allah yang Maha Mengetahui, sedangkan manusia serba tidak tau?   S...

Ada apa dengan ucapan “Alhamdulillah dan Astaghfirulloh”

B eranjak kelas XI, tak terasa cerita-cerita ini lah yang membuat kesan menarik pada pertemanan dan keakraban. Banyak hal yang dilakukan dikelas maupun diluar sekolah yang mungkin tidak akan terlupakan. Salah satunya adalah ucapan “Alhamdulillah dan Astaghfirulloh”  yang sering diucapkan bersama-sama satu kelas. Dalam kehidupan sehari-hari Ucapan seperti ini sering kali terucap ketika mendapat suatu kebaikan atau kebalikannya. Tidak jauh berbeda di  kelas ini. Aku pun tidak terlalu mengerti, mengapa ucapan itu secara tidak langsung dan tidak disengaja terucap begitu saja, seolah spontanitas dari setiap siswa. Pada dua insan yang berbeda namun satu tujuan. Suatu ketika pengajar tersebut menuju kelas untuk memberi ilmu dan  mengamalkan ilmu, salah seorang teman kami refleks mengucap Astaghfirulloh .. dan kenyataannya sang pengajar mendengar dan ingin tahu apa maksud kata tersebut. Keadaan kelas yang semula gaduh menjadi diam  seribu bahasa tanpa s...